Minggu, 26 Mei 2013

Beberapa Alasan Mengapa Kita Harus Mengikuti Bela Diri

Beberapa orang memilih tidak mengikuti bela diri , dan beberapa orang memilih untuk mengikutinya. Nah ,   dizaman modern ini banyak sekali kejahatan yang mengintai , ini bisa dijadikan hal untuk mengikuti bela diri yang kita sukai. 


Pada umumnya, inilah penyebab kita belajar Ilmu Bela Diri

1. Bela Diri


Inilah tujuan awal dan tujuan akhir belajar bela diri. Kita perlu melindungi diri kita dari kriminalitas yang sewaktu-waktu bisa menghampiri.


2. Olahraga

Bela Diri adalah cabang olahraga yang baik. Di samping itu, kita bisa memperoleh prestasi. Misalnya menjadi pemenang Kejuaraan Nasional Tae Kwon Do.

3. Syarat Pekerjaan

Tentara, polisi, satpam, dan tenaga keamanan profesional belajar dan berlatih bela diri. Ini merupakan suatu keharusan.

4. Kebanggaan

Sejumlah orang belajar bela diri untuk alasan prestise. Mereka ingin jadi "Yudancha" (pemegang sabuk hitam). Ini merupakan kebanggaan bagi mereka.

Sejak berabad-abad lalu sampai era UFC (United Fighting Championships) yang mengkompetisikan berbagai macam elemen martial arts, bela diri merupakan olahraga yang semakin populer dan ditekuni oleh jutaan orang di dunia. Hampir semua jenis bela diri memiliki persamaan, yaitu melatih self-defense dan kekuatan mental. Kebanyakan dari cabang-cabang bela diri tersebut lahir dari negara-negara di Asia, termasuk Indonesia. Berikut beberapa latihan bela diri yang patut Anda coba.

Taekwondo 

Ini Bela Diri yang kita ikuti :)
Tae-kwondo memiliki arti "jalan kepalan dan kaki". Bela diri ini terkenal atas tendangannya yang mencengangkan, dan menggabungkan antara kemampuan fisik dan kekuatan mental. Pemengang sabuk hitam beladiri ini mencapai 3 juta orang di seluruh dunia.

Aikido 
Aikido diperkenalkan pada awal 1900an, dengan para pengikutnya belajar untuk menggunakan kekuatan dan energi lawan untuk menjatuhkan mereka. Para murid diajarkan untuk tetap menjaga kondisi penyerangnya, dan diajarkan untuk melumpuhkan tanpa melukai. Penggunaan senjata juga sering ditemui dalam aikido, dan para pengikutnya diajari untuk bertahan melawan tongkat, pedang dan bahkan pisau. Pendiri Aikido, Morihei Ueshiba, berkata bahwa untuk menjadi pengikut Aikido yang sukses, para murid harus "menerima 99% serangan lawan dan menatap wajah kematian tanpa takut."

Muay Thai 
Elemen-elemen dalam Muay Thay dapat ditemui di bela diri Jepang dan India. Popularitas bela diri ini mulai muncul sejak abad ke 19. Secara tradisi bela diri ini sangat terstruktur, dengan berbagai ritual yang menunjukkan penghormatan kepada lawan. Sekarang beladiri ini lebih berfokus sebagai penggunaan badan sebagai senjata, kepalan, tulang kering, siku, lutut, dan berbagai hal lain untuk mengalahkan lawan. Inilah yang membuat bela diri ini berharga, karena semua bagian tubuh dapat digunakan sebagai senjata.

Karate 
Diturunkan dari kata yang berarti “tangan kosong”, Karate diperkenalkan sebagai beladiri tanpa senjata. Berbagai teknik Karate diperkirakan berawal dari tahun 1300-an, walaupun penulis “10 Precepts of Karate”, Anko Itosu, bapak karate modern, menuliskan buku tersebut pada 1908. “Karate adalah teknik yang mengubah tangan dan kaki menjadi tombak” demikian tulis Anko. Karate dapat dipakai sebagai cara mengindari perkelahian jika dihadang penjahat.

Kung fu 
Bela diri cari Cina ini berarti secara harfiah: Kesuksesan yang diraih dengan jalan yang berat dan panjang, dan merupakan beladiri paling tua di dunia. Semenjak diperkenalkan oleh Kaisar Huangti, 2,698 sebelum Masehi, telah berkembang puluhan ribu aliran Kungfu. Secara tradisional, beladiri ini diajarkan oleh para biksu Shaolin, dengan penekanan utama pada moralitas dan filosofi, dimana nilai kerendahan hati, kepercayaan, dan kesabaran, serta penghormatan ditekankan. 

Capoeira 
Kombinasi dari pertarungan dan tarian,Capoeira mungkin adalah bela diri yang paling indah untuk ditonton. Capoeira adalah sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional. Capoeira tidak saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brazil, dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus menerus lebih internasional. Saat ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Norwegia, Amerika Serikat sampai ke Australia, Indonesia dan Jepang.

Pencak Silat 
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri yang berasal dari Indonesia dan secara luas dikenal di Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand. Asal mula ilmu bela diri ini berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia. Tradisi silat secara turun-temurun menyebar dari mulut ke mulut dan diajarkan dari para guru ke murid-muridnya.
Are you ready to rumble?


SUMBER : http://arusmktc.blogspot.com/

Rabu, 22 Mei 2013

PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT



 BAB I
|PENDAHULUAN|

Program peningkatan ketahanan pangan dimaksudkan untuk mengoperasionalkan pembangunan dalam rangka mengembangkan sistemketahanan pangan baik di tingkat nasional maupun ditingkat masyarakat. Pangan dalam arti luas mencakup pangan yang berasal daritanaman, ternak dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein lemak dan vitamin serta mineral yang bermanfaat bagipertumbuhan kesehatan manusia.
Ketahanan pangan diartikan sebagai terpenuhinya pangan dengan ketersediaan yang cukup, tersedia setiap saat di semua daerah, mudahmemperoleh, aman dikonsumsi dan harga yang terjangkau. Hal ini diwujudkan dengan bekerjanya sub sistem ketersediaan, sub sistemdistribusi dan sub sistem konsumsi.








BAB II
|PEMBAHASAN|

Peningkatan ketahanan pangan masyarakat masih menghadapi berbagai masalah baik pada tingkat mikro maupun makro. Pada sisi mikro, upaya pemantapan ketahanan pangan menghadapi tantangan utama dengan masih besarnya proporsi penduduk yang mengalami kerawanan pangan mendadak, karena bencana alam dan musibah serta kerawanan pangan kronis karena kemiskinan. Sedangkan pada sisi makro, upaya pemantapan ketahanan pangan menghadapi tantangan utama pada peningkatan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pangan domestik dan peningkatan kapasitas produksi pangan dalam era keterbukaan ekonomi dan perdagangan global.

Kebijakan peningkatan ketahanan pangan masyarakat dalam rangka revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan nasional dalam penyediaan, distribusi dan konsumsi pangan bagi seluruh penduduk secara berkelanjutan, dengan jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman, dan juga halal, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatansumber daya dan berbasis pada keragaman sumberdaya domestik. Kebijakan tersebut diarahkan pada terwujudnya kemandirian pangan masyarakat, yang antara lain ditandai oleh indikator secara mikro, yaitu pangan terjangkau secara langsung oleh masyarakat dan rumah tangga, serta secara makro yaitu pangan tersedia, terdistribusi dan terkonsumsi dengan kualitas gizi yang berimbang, pada tingkat individu dan wilayah.



Menyikapi tantangan tersebut, strategi pemantapan kemandirian pangan pada masyarakat dilakukan melalui kebijakan pokok ketahanan pangan yaitu (a)menjamin ketersediaan pangan masyarakat; (b)menjamin cadangan pangan pemerintah dan masyarakat; (c)mengembangkan sistem distribusi dan perdagangan pangan yang adil dan efisien; (d)meningkatkan aksesbilitas rumah tangga terhadap pangan; (e)menjaga stabilitas harga pangan; (f)mencegah dan menangani keadaan rawan pangan dan gizi; (g) melakukan diversifikasi usaha produksi dan konsumsi pangan; (h)menata lahan dan air; (i)meningkatkan peran serta masyarakat dan; (j)mengembangkan sumberdaya manusia. Untuk lebih meningkatkan implementasi kebijakanpokok ketahanan pangan tersebut, Departemen Pertanian dalam program pembangunan pertanian tahun 2005-2009 mengembangkan program peningkatan ketahanan pangan berbasis masyarakat di perdesaan yaitu Pengembangan Desa Mandiri Pangan.

Tujuan program ketahanan pangan adalah :
1.    Meningkatnya ketersediaan pangan.
2.    Mengembangkan diversifikasi pangan.
3.    Mengembangkan kelembagaan pangan.
4.    Mengembangkan usaha pegelolaan pangan.






BAB III
|PENUTUP|

Istilah ketahanan pangan dalam kebijaksanaan dunia, pertama kali digunakan pada tahun 1971 oleh PBB, tetapi Inodonesia secara formal baru mengadopsi ketahanan pangan dalam kebijakan dan program pada tahun 1992, yang kemudian definisi ketahanan pangan pada undang-undang pangan no:7 ada pada tahun 1996.

Ketahanan pangan merupakan basis utama dalam mewujudkan ketahanan ekonomi, ketahanan nasional yang berkelanjutan.  Ketahanan pangan merupakan sinergi dan interaksi utama dari subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi, dimana dalam mencapai ketahanan pangan dapat dilakukan alternatif pilihan apakah swasembada atau kecukupan.  Dalam pencapaian swasembada perlu difokuskan pada terwujudnya ketahanan pangan.

Dalam pengembangannya, teknologi pangan diharapkan mampu memfasilitasi program pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, serta dapat secara efektif mendukung kebijakan strategi ketahanan pangan.

Mengacu pada permasalahan dan program pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta kebijakan strategi ketahanan pangan (ketersediaan, distribusi dan konsumsi), dan keberhasilan swasta (kasus Garudafood) dan daerah (kasus Pemerintah Daerah Gorontalo) dalam pengembangan agribisnis jagung dapat dirumuskan kebijakan strategis pengembangan teknologi pangan. Kebijakan strategis tersebut mencakup aspek pengembangan kualifikasi teknologi; keterpaduan pengolahan dan pemasaran; relevansi dan efektivitas teknologi; pemberian otonomi luas kepada daerah; pelibatan swasta/pemilihan komoditas prospektif berbasis pemberdayaan/dan pengembangan jaringan kerja secara luas; pengembangan program kemitraan berawal/berbasis pemasaran; dan pengembangan program Primatani berbasis industri pengolahan.






DAFTAR PUSTAKA