PENALARAN DEDUKTIF
Bahwa penalaran adalah proses berpikir yang
sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Dan penalaran itu
terbagi atas dua jenis, induktif dan deduktif. Pada kesempatan kali ini, saya
akan menjelaskan penalaran deduktif.
Penalaran
Deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang
berpangkal pada suatuperistiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis,
definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk
memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang
gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan
demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata
kunci untuk memahami suatu gejala.
Terdapat 4 macam silogisme dalam penalaran
deduktif, yaitu :
A. Silogisme Kategorial
Silogisme
kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang
kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis
mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis
minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga
proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat.
Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh silogisme
Kategorial:
My : Semua pelajar SMP adalah lulusan SD
Mn : Badu adalah pelajar SMP
K : Badu lulusan SD
My : Tidak ada wanita yang suka dibohongi
Mn : Ana adalah wanita
K : Ana tidak suka dibohongi
My : Semua mahasiswa mempunyai ijazah SMA
Mn : Nadira tidak memiliki ijazah SMA
K : Nadira bukan mahasiswa
B. Silogisme Hipotesis
Konditional hipotesis yaitu : bila premis
minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila
minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak berarti konsekuen.
Contoh :
1.
My : Jika tidak ada air, manusia akan mati kehausan.
2.
Mn : Air tidak ada.
3.
K : Jadi, manusia akan mati kehausan.
1.
My : Jika tidak ada uang, barang tak bisa dibeli.
2.
Mn : Barang tak bisa dibeli.
3.
K : Tidak ada uang.
C. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor
berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang
lain.
Contoh :
My : Nenek Acem berada di Jakarta atau Medan.
Mn : Nenek Acem berada di Jakarta.
K : Jadi, Nenek Acem tidak berada di Medan.
My : Dadang berbelok ke kanan atau ke kiri
Mn : Dadang tidak berbelok ke kanan.
K : Jadi, Dadang berbelok ke kiri
D. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan simpulan.
Contoh Entimen :
1. Dia menerima ciuman pertama kali
karena dia telah berpacaran.
2. Anda telah menerima ciuman saat
berpacaran, karena itu anda berciuman.
Terima kasih telah membaca artikel ini,
walaupun bukan hasil buah pikiran sendiri, namun saya sangat berterima kasih
pada sumber yang saya gunakan sebagai referensi.
http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/12/penjelasan-penalaran-deduktif/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar