PENALARAN
Penalaran merupakan suatu
proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan (natijah) yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan
pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan 'berpikir', dan bukan hanya dengan
'perasaan' saja. Tidak semua kegiatan berpikir harus menyandarkan diri pada
penalaran. Tidak semua kegiatan berpikir harus bersifat logis dan analitis. Penalaran juga merupakan suatu kegiatan berpikir
yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menentukan kebenaran.
Manusia pada hakikatnya
merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan
tindakannya yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Meskipun pernah dikatakan BLAISE PASCAL (1623-1662) bahwa hatipun mempunyai logika tersendiri,
namun patut kita sadari bahwa tidak semua kegiatan berpikir itu harus
menyandarkan diri pada penalaran.
Berpikir merupakan suatu
kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi
tiap orang adalah tidak sama. Benar bagi kita, belum tentu bagi orang lain;
benar bagi orang lain, belum tentu bagi kita. Maka oleh sebab itu, proses
kegiatan berpikir untuk dapat menghasilkan pengetahuan yang benar, itupun
berbeda-beda. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang
disebut sebagai kriteria kebenaran. Dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut.
Kemampuan menalar ini,
menjadikan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan
rahasia-rahasia kekuasaan-Nya. Secara simbolik,
manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam dan Hawa. Setelah itu, manusia mau tidak mau harus hidup berbekal pengetahuan ini.
Penalaran Induksi
Induksi adalah proses berpikir di dalam
akal kita dari pengetahuan tentang kejadian atau peristiwa-peristiwa dan
hal-hal yang lebih kongkrit dan khusus untuk menyimpulkan pengetahuan yang
lebih umum seperti :
- Besi di panaskan memuai
- Seng di panaskan memuai
- Emas di panaskan memuai
- Perak di panaskan memuai
- Besi, Seng, Emas dan Perak adalah logam
- Jadi : Setiap logam yang di panaskan akan memuai.
1. Kita dapat
berpikir secara ekonomis meskipun ekperimen kita terbatas pada beberapa kasus individual.
2. Pernyataan yang di
hasilkan melalui cara berpikir Induksi memungkinkan proses penalaran
selanjutnya baik secara Induktif dan Deduktif.
Penalaran Induktif
Pengertian Penalaran Induktif
Penalaran induktif
adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut
Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme.
Secara impirisme,
ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak.
Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat
sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu
penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh
penalaran induktif :
1. Harimau berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan.
2. Kucing berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan.
3. Sapi berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Macam-macam
penalaran induktif diantaranya:
1. Generalisasi :
Generalisasi
adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang
diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam
pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data
statistik, dan lain-lain.
2. Generalisasi
sempurna
Adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki.
Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat
diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
3. Generalisasi tidak
sempurana
Adalah
generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak
persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan
dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara
membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi
yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut denganconsequence (konklusi).
Metode berpikir deduktif
adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia
konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya
hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran deduktif adalah
suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya
telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan
teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.
Jenis penalaran
deduktif yaitu:
1.
Silogisme Kategorial =
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
2.
Silogisme Hipotesis =
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional
hipotesis.
3.
Silogisme Akternatif =
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
4.
Entimen = Silogisme ini
jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan.
Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
CONTOH PARAGRAF DEDUKTIF
Chairil Anwar terkenal
sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam puisi. Ada
yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia
seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam
gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang
dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan bentuk,
corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda. Namun,
bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru dalam
bidang puisi pada 1945.
Sumber :
http://komunitasfilsafat.blogspot.com/2011/03/apa-itu-penalaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar