Etika bisnis adalah
standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap
karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.
Paradigma etika dan bisnis adalah dunia yang berbeda sudah saatnya dirubah
menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara etika
dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang
baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah competitive advantage
yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etik penting diperlukan untuk
mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Di dalam bisnis tidak
jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang
berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian,
pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi
binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya
tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat.
Pentingnya etika bisnis
tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup makro maupun mikro.
Perspektif makro adalah pertumbuhan suatu negara tergantung pada market system
yang berperan lebih efektif dan efisien daripada command system dalam mengalokasikan
barang dan jasa. Perspektif mikro adalah dalam Iingkup ini perilaku etik
identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam menciptakan etika bisnis,
Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut
:
A. Pengendalian Diri
Pelaku-pelaku bisnis
mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun
dari siapapun dan dalam bentuk apapun dengan jalan main curang atau memakan
pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut.
B. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social
Responsibility)
Pelaku bisnis disini
dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk
“uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
C. Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri
dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan
teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
D. Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia
bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut
tidak mematikan yang lemah dan sebaliknya.
E. Menerapkan Konsep “Pembangunan
Berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya
tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan
bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
F. Menghindari Sifat 5K (Katabelece,
Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah
mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa
yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam
dunia bisnis.
G. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu
memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan
tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta
memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
H. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya
antar Golongan Pengusaha
Untuk menciptakan kondisi
bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan
pengusaha.
I.
Konsekuen
dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
Semua konsep etika bisnis
yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak
mau konsekuen dan konsisten
dengan etika tersebut.
dengan etika tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar